17 Maret 2009

Cerpen

. 17 Maret 2009

Kandasnya Sebuah Persahabatan
Oleh : Irma Suci PS.


Rani seorang gadis yang manis. Usianya belum genap 15 tahun. Ia gadis yang baik, pinter, lugu (bukan lucu dan wagu, lhoo) banyak naksir dia. Ia bersahabat dengan seorang cowok. Biarpun tidak ganteng-ganteng amat, dia lumayan banyak yang naksir. Rendi nama cowoknya itu.
Waktu terus berjalan, perbedaan umur diantara mereka membuat harus berpisah. “Rani, setelah kamu lulus SLTP mo nglanjutin ke mana?”
“Entahlah….aku masih bingung,” Kata Rani
“Ngomong-ngomong gimana kalo kamu sekolah di sekolah yang sama denganku?”
“Ide yang bagus, tuh!” Kata Rani
Dengan perasaan senang, Rani mengiyakan ide Rendi untuk sekolah di sekolah sehabatnya itu. Apalagi sekolahan unggulan.
Tak terasa sudah satu bulan lebih Reni bersekolah di sekolah yang baru. Rendi mulai sedikit berubah sikap terhadap Reni. Pada kesempatan yang tak terduga dia mengatakan perasaan hatinya pada Rendi
”Ran, apakah selama kita bersahabat kamu tidak merasaka perasaan yang lain padaku?”
”Maksudmu..?”
”Ya...diam-diam aku selama ini telah menaruh hati padamu, aku suka sama kamu, Ren?”
Hati Rani berdetak sangat keras. Ada perasaan yang sama yang Rani rasakan selama ini, yang berusaha ditepisnya.
”Rendi, sebetulnya aku juga suka sama kamu, tapi aku tidak ingin persahabatan kita rusak karena kata-kata sayang dan cintamu.....”
”Moga saja hubungan ini membuat kita makin baik.”
Satu bulan sudah Rani jadian sama Rendi, tapi sikap dan perilaku Rendi semakin tidak mengenakkan hati Rani. Rendi sering kali menuntut Rani berbuat ini dan itu yang tak masuk akal.
”Ran, kamu tuch cewekku, kamu meski nurut semua apa kataku!” Kata Rendi. Kamu harus pinter, cantik, dan denger apa kataku. Entah apa yang ada di kepala Rendi saat itu, ia begitu marah.
”Apa yang akku tuntut dari kamu itu untuk kebaikan kamu, Ran. Untuk kebaikan kita!”
Rani tertunduk. Ia bingung. Dalam hati Rani semakin marah.
”Apa sih yang kamu lakukan?” Bentak Rani.
”Ngga..........aku ngga bisa....!”
”Aku ngga akan bisa jadi seperti yang kamu mau!”
”Aku mau jadi diriku sendiri, bukan jadi seseorang yang mungkin selama ini kamu idam-idamkan!”
”Aku ngga mungkin turuti semua kata-katamu yang ngga masuk akal!” Rani sangat marah, Ia berlari ke dalam kelas sambil menangis. Tak lama Rani mengendalikan emosinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.45, bel sekolah sudah berbunyi. Murid-murid berhamburan pulang keluar kelas. Tak disangka Rani berpapasan dengan Rendi. Rani pulang sekolah dengan hati gundah.
Rani ganti baju dan berwudhu. Dalam sholatnya Ia memanjatkan do’a.”Ya Alloh....seandainya semua ini harus berakhir biarlah berakhir, bila itu demi kebaikanku dan dia, tetapi jangan jadikan kata cinta dan sayang sebagai sebab hancurnya persahabatan ini.
Rani berusaha mengerti, walaupun diusianya kini Rani adalah gadis yang dianggap dewasa baginya. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi Rani. Rani harus mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan cintanya dengan Rendi. Hubungn persahabatan yang indah dulu, hancur hanya karena kata-kata cinta Rendi.
Akankah persahabatan yang indah dulu akan bisa kembali dalam kehidupan Rani dan Rendi?
Sebuah tanya yang sepertinya tak akan terjawab dalam waktu yang sangat panjang, waktu di mana mereka bisa mengerti dan memahami kedewasaan serta arti dari kata cinta yang sesungguhnya.

0 comment:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Blog SMP Negeri 1 Cilacap is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Edit by r43hm4n